Memasang sound system tentunya memiliki banyak komponen yang harus diketahui secara detail. Sebelum merancang dan menginstalasi, tentunya kita harus menentukan jenis produk apa yang tepat untuk dipasang, seperti contoh speaker atau pengeras suara. Speaker yang digunakan dalam sound system umumnya terbagi menjadi 2 bagian, yaitu speaker aktif dan speaker pasif.
Speaker Aktif
Speaker Aktif adalah speaker yang memiliki amplifier tersendiri di dalamnya dan sudah sesuai dengan komponen speaker di dalamnya (woofer, mid-range, dan tweeter). Speaker aktif sudah dilengkapi dengan crossover yang memisahkan jarak frekuensi di setiap komponen, serta limiter untuk memproteksi driver.
Speaker Pasif
Speaker pasif membutuhkan amplifier, kabel speaker, outboard crossover, dan pemrosesan signal lainnya. Beberapa pasif speaker akan menggunakan jaringan internal crossover, yang fungsinya sama seperti speaker aktif.
Speaker lainnya didesain untuk bi-amp atau tri-amp, yang merupakan sebuah kelebihan karena dapat mengontrol komponen speaker yang ada, namun tetap membutuhkan amplifier terpisah untuk setiap komponen speaker tersebut. Salah satu speaker pasif Soundlab yang paling banyak dipakail oleh para penikmat audio adalah Soundlab Seri KP-7 loudspeaker pasif yang memiliki konstruksi tangguh, terpercaya, serta memiliki kinerja sonik yang baik. Jika Anda ingin menggunakan speaker pasif, pastikan Anda selalu membaca spesifikasi produk yang disediakan untuk menentukan amplifier seperti apa yang cocok digunakan. Cara penentuannya sendiri akan kami jabarkan dalam paragraf berikutnya.
Rentang input sebuah speaker biasanya akan diberikan dalam bentuk continuous, program, dan peak dalam ukuran watt. Aturan dasarnya adalah menggandakan hasil continuous menghasilkan sebuah program, sementara menggandakan program akan menghasilkan peak. Seperti contoh, ada 4 ohm speaker yang memerlukan 600 W continuous output, 1200 W output program, dan 2400 W output peak. Jasa Pembuatan Website Perusahaan
Pertanyaan yang paling sering diajukan adalah, berapa banyak power yang kita butuhkan? Apakah kita benar-benar membutuhkan amplifier 2400 Watt untuk menghidupkan sebuah speaker? Jawabannya tergantung kepada kebutuhan total dari output SPL.
Sebagai contoh sebuah speaker memiliki 128 dB continuous SPL output value dan 134 dB peak SPL output value. Misal Anda membutuhkan 105 dB SPL output pada titik berjarak 15 meter dari speaker. Persyaratan program outputnya adalah 131 dB pada 1 meter. 16 meter menghasilkan 107 dB SPL, maka dari itu Anda membutuhkan 1200 W. Jika kita menggandakan 1200 watt program output menjadi 2400 watt (melipat- gandakan jumlah speaker), Anda akan mendapatkan tambahan 3 dB.
Hal lain yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah dari impedance. Lihat spesifikasi yang ada untuk menentukan berapa banyak power yang dapat dihasilkan dari impedance yang ketika ingin melihat tingkat kecocokkan antara amplifier dan speaker, hal paling penting yang harus diperhatikan adalah Ohm dan Watt. Seperti contoh, power amplifier SOUNDLAB RX7000 yang memiliki nilai daya sebesar 2 x 4200 Watt pada 2 ohm akan menghasilkan 2 x 3200 Watt pada 4 ohm dan 2 x 2000 Watt pada 8 ohm.
Reference: BH Pro Audio