Pemasangan sound system dalam berbagai jenis ruang tentunya tidak terlepas dari produk speaker yang diperlukan. Namun masih banyak orang awam yang belum mengenal fungsi crossover pada speaker. Crossover pada sound system berfungsi sebagai pemecah rentang frekuensi yang dihasilkan oleh speaker. Kemudian rentang frekuensi tersebut akan ditangkap oleh telinga manusia dalam rentang 20 Hz hingga 20 KHz. Jika rentang frekuensi berada di atas atau dibawah jangkauan tersebut, maka telinga manusia tidak akan dapat mendengarnya.
Fungsi Crossover pada Sound System
Fungsi crossover pada sound system diantaranya adalah 2 way, 3 way, 4 way dan 5 way. Mari kita bahas satu per satu perbedaan dari masing-masing jenis tersebut.
2 way terdiri dari low dan high frequency, yakni subwoofer dan full range. Seperti contoh pada sistem speaker 2 way, crossover akan membagi frekuensi antara dua komponen. Kemudian komponen tersebut akan memotong frekuensi Low dengan jangkauan 125Hz-500Hz, dan High pada jangkauan 2kHz-20kHz.
Pada crossover 3 way terdiri dari low, midrange dan high frequency. Sementara crossover jenis 4 way terdiri dari sub bass, bass, midrange dan high frequency. Kemudian pada akhirnya, crossover jenis 5 way memiliki pemotongan yang terdiri dari sub bass, bass, low, midrange, dan high frequency. Fungsi crossover akan membuat suara dari audio tidak terganggu dan tidak terdengar sumbang.
Crossover Analog dan Crossover Digital
Pada umumnya terdapat 2 jenis crossover, yaitu analog dan digital. Saat ini crossover analog mulai ditinggal dan beralih ke crossover digital dengan alasan fitur lebih lengkap.
Crossover digital terdapat dalam Digital Loudspeaker Management System disingkat DLMS. Prosesor digital menggabungkan beberapa alat seperti parametric equalizer, low shelf, high shelf, gain control, delay, crossover, compressor limiter, low pass filter dan high pass filter.
Beberapa Digital Loudspeaker Management System atau DLMS yang sering kami gunakan adalah SOUNDLAB DM2060, SOUNDLAB DM4080 dan Verity DP428.
Apabila anda menggunakan sistem audio dengan satu speaker, maka Anda sudah tidak memerlukan crossover. Sebab, audio dengan satu speaker tidak memerlukan pembagian frekuensi antar speaker. Sistem audio satu speaker hanya membutuhkan high pass untuk mengurangi beban audio.
Crossover Aktif dan Crossover Pasif
Pada sistem audio, cara kerja dan fungsi crossover berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Untuk jenis crossover aktif, crossover dapat membagi frekuensi speaker sebelum sinyal suara dari audio diperkuat dengan power amplifier. Jadi, penggunaannya lebih banyak kepada power amplifier di setiap rentang frekuensi, misalnya saja tweeter, midrange dan subwoofer.
Sementara fungsi crossover pasif akan membagi frekuensi suara sesudah sinyal dari audio diperkuat oleh power amplifier. Kualitas suara dari crossover pasif akan lebih berkualitas daripada jenis crossover aktif apabila pembuatannya lebih optimal. Suara menjadi lebih jernih, namun mungkin akan lebih sulit saat harus mengatur time alignment. Crossover pasif berfungsi sebagai filtering saat menggunakan komponen berupa resistor, coil, dan kapasitor dalam memisahkan frekuensi.